Saturday, November 25, 2017

Comeback nya Sepatu Sang Predator

Sempat hilang dua tahun lalu, ternyata dia tak pernah benar-benar mati. Nama legendaris dalam dunia sepakbola itu kini telah kembali: Adidas Predator.
Predator sempat hilang dari peredaran selepas diputus tak diproduksi lagi pada 2015. Tentu saja langkah Adidas kala itu cukup mengejutkan. Sebab, Predator adalah salah satu karya yang melambungkan nama mereka karena amat populer di kalangan pesepakbola.
Waktu memutuskan Predator dihentikan, Adidas mengeluarkan tiga lini baru, yakni Nemeziz, X, dan ACE. Adalah ACE yang mengisi tempat Predator.
Tapi selepas perpisahan itupun, Predator sejatinya tak pernah benar-benar hilang dari benak Adidas. Ada ide-ide untuk ACE yang menangkap memori-memori dari Predator. Jika melihat beberapa edisi ACE, akan ada sekelebatan bayangan Predator di sana.
Dan sebaliknya, serangkaian pengembangan terhadap ACE pada akhirnya membentuk jalan untuk kembalinya Predator dalam diri Predator 18+. Seri ACE Purecontrol menjadi basis lahirnya kembali sang legenda, salah satu yang paling terlihat adalah desain tanpa tali (Laceless).
Secara tampilan, selain desain tanpa tali, perubahan lain yang cukup terlihat adalah dari kombinasi warnanya. Predator sudah selalu identik dengan warna hitam dan merah.
Well, memang ada beberapa edisi di mana Adidas menyematkan warna berbeda, tapi hitam-merah tetap menjadi karakter utama Predator. Nah, di Predator 18+ ini, Adidas menggunakan kombinasi warna hitam dan emas. Merah hanya ditampilkan dengan porsi amat kecil, pada bagian punggung kaki dan leher sepatu –ya, yang bentuknya mirip kaus kaki itu..Agen Betting online terpercaya
Lalu apa saja yang dibawa generasi baru Predator ini? Pertama, dia tampil dengan teknologi rajut milik Adidas yakni Primeknit. Pada dasarnya desain inilah yang memungkinkan penggunaan desain tanpa tali.
Lalu Sockfit Collar sebagai teknologi pengunci kaki dan bertugas memberikan kenyamanan terhadap pengguna. Teknologi ini akan membuat sepatu merentang mengikuti bentuk kaki si pemakai.
Kombinasi antara Forged Knit dan Controlframe menjamin adanya struktur kuat, stabil, dan enak untuk melakukan gerakan-gerakan kompleks. Lalu bantalan bernama Boost disematkan untuk memberikan pantulan energi pada setiap jejakan kaki.
Lantas bagaimana dengan keunggulan sentuhan yang jadi kekuatan utama Predator? Memang tak ada lagi lapisan karet di bagian depan sepatu –ingat bagian karet bergerigi di Predator dulu?–, yang dulu dipakai generasi-generasi pertama Predator untuk mengoptimalkan sentuhan dan kontak kaki dengan bola.
Tentu saja ‘shoes zaman now’ tak lagi menggunakannya, karena berat, tebal, dan cenderung kurang lentur. Di Predator 18+, Adidas menggunakan teknologi miliknya, yakni Controlskin sebagai cara memaksimalkan sentuhan terhadap bola.
Predator 18+ juga tak lagi menggunakan K-Leather alias kulit kanguru yang dulu jadi terobosan besar itu. Bahannya seperti sepatu-sepatu masa kini pada umumnya, yakni karet sintetis dan kain.
Adidas mengeluarkan tiga model Predator 18+ ini, yakni untuk lapangan rumput (Stadium), lapangan indoor/futsal (Cage), lalu untuk penggunaan sehari-hari/casual (Street).
Tertarik? Mau tahu berapa harganya? Untuk varian termahalnya yakni Predator 18+ untuk lapangan rumput, harganya adalah 330 dollar AS atau sekitar Rp. 4,5 juta. Untuk yang indoor dibanderol 180 dollar AS atau ampir Rp. 2,5 juta rupiah. Sementara, untuk jenis casualnya dihargai 150 dollar AS atau Rp. 2 juta lebih sedikit.
Tapi untuk saat ini sepatu-sepatu ini belum dijual bebas. Untuk tipe Stadium dan Street masih beredar eksklusif saja, sementara untuk tipe Cage saat ini dalam status pre-order di situs resmi Adidas.

No comments:

Post a Comment

Kami Segenap Keluarga Besar Sukabet77.net dan Pokersb.net Mengucapkan Selamat Tahun Baru 2019

Tahun Baru, Saatnya Bergabung Bersama POKERSB.net Dan Raih Kesempatan Menjadi Jutawan!! Hanya Dengan 1 User ID, Anda Sudah Bisa Bermai...